Rabu, 30 Mei 2018

2.1. Teknik Pembelajaran Matematika

Pengertian Teknik
            Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu. Teknik merupakan suatu kiat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode. Oleh karena itu, teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan.
            Kemampuan Pendidik sangat menentukan dalam memilih teknik pembelajaran yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Jika seorang pendidik mempunyai keterbatasan pengetahuan dan penguasaan mengenai disiplin ilmu, sudah tentu ia akan terus berkutat dengan teknik yang sama tanpa variasi. Dengan demikian pembelajaran akan terkesan monoton dan membosankan. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang pendidik untuk membuat teknik pembelajaran yang bervariasi untuk mencegah siswa merasa bosan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
            Setiap teknik mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Oleh karenanya, dalam hal ini seorang pendidik perlu mengkaji teknik pembelajaran yang sesuai dan memilih strategi-strategi yang memberikan peluang-peluang paling banyak bagi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu.

  Macam-macam Teknik Pembelajaran Matematika
            Matematika adalah salah satu pelajaran yang selama ini selalu dianggap sulit. Hal tersebut karena pelajaran yang termasuk dalam ilmu eksak ini bersifat abstrak sehingga perlu pemikiran yang lebih mendalam untuk dapat memahaminya. Karena itu seorang tenaga pendidik memerlukan teknik atau cara yang baik ketika menyampaikan materi pembelajaran matematika ini pada peserta didik.
            Ada beberapa teknik atau cara yang efektif untuk digunakan pada pembelajaran matematika, diantaranya sebagai berikut:
Teknik pembelajaran langsung
Seorang tenaga pendidik haruslah menyadari bahwa materi pembelajaran yang mereka ajarkan bukanlah sesuatu yang konkret melainkan sebuah pelajaran yang abstrak yang menuntut banyak pemahaman bagi para peserta didik. Untuk itu maka pembelajaran pertama yang dapat diberikan adalah dengan teknik pembelajaran langsung. Dengan teknik ini diharapkan para peserta didik akan memiliki bekal dasar terhadap materi pembelajaran yang mereka terima.
 Teknik problem solving
Untuk memberikan pembelajaran matematika kepada para peserta didik maka seorang tenaga pendidik dapat menggunakan teknik pembelajaran yang berorientasi pada problem solving atau pemecahan masalah. Disini seorang tenga pendidik dapat memberikan tugas kepada para peserta didiknya untuk memecahkan soal-soal dalam pembelajaran matematika yang diberikan oleh tenaga pendidiknya.
Teknik pembelajaran kooperatif
Ini merupakan sebuah teknik pembelajaran yang lebih menekankan pada kerjasama yang terjalin antar para peserta didik yang terlibat daalm kegiatan pembelajaran matematika. Disini seorang tenaga pendidik dapat membentuk kelompok-kelompok peserta didik yang mana setiap kelompok tersebut diberikan tugas untuk menyelesaikan persoalan matematika. Dengan cara ini sangat baik untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan yang dimiliki oleh para peserta didik dalam kegiatan pembelajaran matematika.
Teknik pembelajaran kontekstual
Teknik pembelajaran yang satu ini merupakan sebuah teknik atau cara pembelajaran yang berbasis pada konteks. Artinya seorang tenaga pendidik diharapkan agar mrnyampaikan atau memberikan pelajaran matematika yang sesuai dengan konteks yang dialami para peserta didik. Cara semacam ini akan lebih mudah menangkap materi pelajarn matematika yang disampaikan tenaga pendidiknya.
2.2. Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya
1. Keterampilan Menjelaskan
Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
 Prinsip-prinsip menjelaskan
1. Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
2. Penjelasan harus diselingi tanya jawab
3. Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
5. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
6. Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
7. Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
2. Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
3. Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
4. Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
5. Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan
2. Keterampilan Bertanya
Pengertian keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.
 Tujuan keterampilan bertanya :
1.  Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
2.  Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
3.  Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
4.  Melatih peserta didik berfikir divergen
5.  Mencapai tujuan belajar
 Jenis-jenis pertanyaan
1. Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
2. Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
3.  Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
4.  Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
5.  Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
6.  Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
Prinsip-prinsip bertanya
1.  Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik
2.  Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
3.  Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
4.  Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
5.  Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
6.  Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question
Teknik-teknik dalam bertanya
1.  Tekhnik menunggu
2.  Tekhnik menguatkan kembali
3.  Tekhnik menuntun dan menggali
4. Tekhnik mekacak
3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus
a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
1.  menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
2.  mempertahankan kondisi optimal belajar
3.  meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
4.  memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar
1.  variasi dalam penggunaan media
2.  variasi dalam gaya mengajar
3.  variasi dalam penggunaan metode
4.  variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
1.  gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
2. perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
3. penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik




4. Keterampilan Memberi Penguatan
Pengertian keterampilan memberi penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
1. Menimbulkan perhatian peserta didik
2.  Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
3. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
4.  Merangsang peserta didik berfikir yang baik
5.  Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
Jenis-jenis penguatan
1.  Penguatan Verbal
2.  Penguatan Gestural
3. Penguatan dengan cara mendekatinya
4. Penguatan dengan cara sambutan
5.  Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
6. Penguatan berupa tanda atau benda
d. Prinsip-prinsip penguatan
1. Dilakukan dengan hangat dan semangat
2.  Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3. Berdampak terhadap perilaku positif
4. Dapat bersifat pribadi atau kelompok
5. Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.
 Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :
1. Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan
2. Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
3. Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran
4. Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
 Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1. Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan
2. Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
3. Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.
6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
1.  Keterampilan dalam pendekatan pribadi
2.  Keterampilan dalam mengorganisasi
3.  Keterampilan dalam membimbing belajar
4.  Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengertian keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
2. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
3.  Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
4.  Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
5. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
1.  Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
2. Kehangatan dan keantusiasan
3. Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
4. Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
5. Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
6. Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negative
Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
1. Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara :
2. Memusatkan perhatian
3. Menunjukkan sikap tanggap
4.  Menegur
5.  Membagi perhatian
6.  Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
7. Memberi penguatan
8. Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :
   · Pengelolaan kelompok
   · Modifikasi tingkah laku
   · Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :
1.  Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
2.  Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
3.  Penyimpangan
4.  Kesenyapan
5.  Bertele-tele
 8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Pengertian
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
1. Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
2. Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
3.  Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
4.  Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
 Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
1. Memperjelas permasalahan
2. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
3. Pemusatan perhatian
4.  Menganalisa pandangan peserta didik
5. Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
6. Menutup diskusi
 Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
1. Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
2.  Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
3. Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
4. Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
5.  Membiarkan peserta didik tidak aktif
6.  Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut



2.3.  Pembelajaran Quantum Teaching
1.      Pengertian Quantum Teaching
Quantum teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori belajar seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegences (Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Grinder dan Bandler), Socratic Inquiry, Cooperative Learnig (Johson dan Johnson), dan Elements of Effective Instruction (Hunter) (DePorter,2014:32).
2.      Landasan Pembelajaran Quantum Teaching
Azas utama yang digunakan dalam pembelajaran quantum teaching yaitu “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita kedunia mereka”.
3.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran Quantum Teaching
Dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, model pembelajaran quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap (De Porter, 2005:7-8). Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
Segalanya berbicara artinya segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, rancangan pelajaran semua mengirimkan pesan tentang belajar;
Segalanya bertujuan artinya semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan;
Pengalaman sebelum pemberian nama artinya proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka mempelajarinya;
Mengakui setiap usaha artinya pada saat siswa belajar, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka;
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan artinya perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan sikap positif siswa dalam kegiatan belajar mengajar
4.      Langkah-langkah model pembelajaran Quantum Teaching
Dalam pembelajaran quantum teaching memiliki langkah-langkah yang harus dimiliki dan diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar dikelas agar hasil dari model tersebut dapat terlihat hasilnya. Langkah-langkah model quantum teachingantara lain :
Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur,  jadi pendengar yang baik, dan selalu gembira (tersenyum).
Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan atau menggembirakan. Ini karena “learning is most effective when it’s fun”. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.
 Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bisa membawa kegembiraan.
Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajar.
Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda selama pembelajaran.
Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber belajar lainnya dan buku yang bisa dipinjam dari perpustakaan. Tidak diperkenankan guru mencatat/menyuruh siswa untuk mencatat pelajaran di papan tulis.
Dalam melakukan penilaian guru harus berorientasi pada acuan/patokan, ketuntasan belajar dan variasi metode penelitian(Shoimin,2014:142).
5.      Tujuan Pembelajaran Quantum Teaching
Dalam setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan akhir yang diharapkan dapat terwujud di akhir proses pembelajaran. Begitu juga dengan pembelajaran quantum teaching memiliki tujuan pokok yang diharapkan dapat tercapai, antara lain :
Meningkatkan partisipasi siswa melalui pengubahan keadaan.
Meningkatkan motivasi dan minat belajar.
 Meningkatkan daya ingat.
Meningkatkan rasa kebersamaan.
 Meningkatkan daya dengar.
Meningkatkan kehalusan perilaku (Kosasih & Sumarna,2013:94).

    Dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, model pembelajaran quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap (De Porter, 2005:7-8). Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
Segalanya berbicara artinya segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, rancangan pelajaran semua mengirimkan pesan tentang belajar;
Segalanya bertujuan artinya semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan;
Pengalaman sebelum pemberian nama artinya proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka mempelajarinya;
Mengakui setiap usaha artinya pada saat siswa belajar, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka;
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan artinya perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan sikap positif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Prinsip-prinsip quantum teaching di atas merupakan kerangka rancangan dikenal dengan TANDUR (De Porter, 2005:10). Di bawah ini adalah tinjauan mengenai TANDUR  dan maknanya :
Tumbuhkan, tumbuhkan minat pada setiap siswa bahwa siswa mempelajari sesuatu yang bermanfaat;
Alami, memberikan pengalaman baru atau hal baru yang nantinya siswa semangat untuk mempelajari;
Namai, memberikan cara atau teknik supaya siswa tidak mengalami hambatan dalam belajar, sediakan kata kunci, strategi, ketrampilan belajar;
Demonstrasikan, berikan kesempatan supaya siswa bisa menunjukkan bahwa mereka tahu dan faham;
Ulangi, agar siswa lebih faham ulangi materi yang telah diajarkan sampai siswa menegaskan pada dirinya sendiri, “aku tahu bahwa aku memang tahu”;
Rayakan, pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan memperoleh ketrampilan dan ilmu pengetahuan.
Kerangka rancangan belajar TANDUR dalam model pembelajaran quantum teaching digunakan sebagai cara yang efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif, membantu merancang dan menyampaikan pengajaran, dan memudahkan proses belajar.

Kelebihan Quantum Teaching :
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dalam prosesnya begitu juga dengan model pembelajaran quantum teaching. Adapun kelebihannya antara lain :
1)      Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
2)      Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3)      Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
4)      Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5)      Siswa didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6)      Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7)      Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa (Shoimin,2014:145).

Contoh penerapan Quantum teaching :
Misalnya guru menyampaikan materi ajar terlebih dahulu kemudian siswa diminta mengajukan sebuah pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan materi kemudian guru melempar pertanyaan tersebut kepada para siswa dan berilah kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu adakan evalusi terhadap jawaban siswa.Contoh lainnya, guru mengajarkan tentang larangan membuang sampah sembarangan. Guru dapat menggunakan media poster sebagai sarananya lalu siswa di minta membuat poster tentang larangan membuang sampah sembarangan. Selanjutnya poster tersebut ditempatkan di dinding samping. Dapat pula di bentuk kelompok yang mana tiap kelompok tersebut membuat satu poster yang temanya berlainan dari kelompok lain.

Kekurangan Quantum Teaching :
Selain kelebihan, pembelajaran quantum teaching juga memiliki kekurangan. Kekurangannya anatar lain :
1)      Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2)      Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3)      Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian, dll dapat mengganggu kelas lain.
4)      Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5)      Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6)      Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya(Shoimin,2014:146).

2.4. Kesimpulan menegenai defenisi Model, metode, pendekatan, strategi, dan teknik
Model Pembelajaran.
Pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Metode pembelajaran
Dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Pendekatan pembelajaran
Adalah muatan-muatan etis-paedagogis yang menyertai  kegiatan proses pembelajaran yang berisi religius/spiritual, Rasional/intelektual, Emosional, Fungsional, Keteladanan, Pembiasaan, dan Pengalaman.
 Strategi pembelajaran
Adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
 Teknik pembelajaran
Dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar